Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta saat ini tengah membudi daya maggot sebagai solusi atas banyaknya sampah organik di Ibu Kota. Maggot juga diyakini bisa menjadi salah satu solusi paling potensial karena seluruh hasilnya tidak ada yang terbuang.
Belum lama ini Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Andono Warih mengunjungi lokasi pengurangan sampah organik yang menggunakan metode Black Soldier Fly di Kelurahan Kali Baru, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Metode BSF metode pengolahan sampah organik dengan menggunakan larva (maggot) yang diletakkan di dalam sampah organik dengan tujuan untuk mereduksi sampah tersebut. Karena memiliki sifat yang alamiah, proses untuk menjadi maggot juga memakan waktu yang tidak sedikit untuk menjadi pupa yakni siklusnya terjadi selama 40-44 hari.
Maggot juga memiliki kemampuan mengurai sampah organik 1-3 kali dari bobot tubuhnya selama 24 jam. Bahkan, bisa sampai 5 kali bobot tubuhnya. Dalam satu kg maggot dapat menghabiskan 2 sampai 5 kilogram sampah organik per hari. Dan ini tentu hal yang sangat luar biasa bukan? Bayangkan saja, betapa banyak sampah organik yang dapat tereduksi dalam waktu 24 jam.
Selanjutnya, maggot yang sudah menjadi prepupa ataupun bangkai lalat BSF kemudian bisa digunakan sebagai pakan ternak karena mengandung banyak protein. Kepompongnya pun dapat dimanfaatkan menjadi pupuk. Sehingga, tidak menimbulkan sampah baru. Jika dilihat dari nilai ekonomisnya jika kita membudidaya maggot, dalam 100 gram maggot kering bisa dijual dengan harga 15.000 sampai 30.000 Rupiah.
Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta terus mendukung budidaya maggot yang dilakukan oleh masyarakat. Salah satunya, di pesantren yang terletak di Jakarta Timur. Dengan membudi daya maggot, reduksi sampah organik di pesantren ini dapat mencapai 400 kilogram dalam sehari.