Prof Erlina mengungkap, vaksin ini pertama kali dikembangkan oleh perusahaan farmasi GlaxoSmithKline (GSK) di Belgia. Penelitian dimulai sejak 1999 dengan tahap in vitro dan praklinik pada hewan di tahun yang sama.
Uji klinis fase 1 dan 2 dilakukan pada 2024, dan nyaris terhenti karena kendala dana. Sampai akhirnya Gates Foundation turun tangan mendanai. Karena itu, penelitian fase 2 bisa dilanjutkan.
Kemudian, di uji klinis fase 3, dana tambahan diberikan oleh Wellcome Trust. Gates Foundation masih terlibat sebagai donatur di fase 3 ini.
"Tanpa bantuan donatur seperti Bill & Melinda Gates Foundation, vaksin ini mungkin tak sampai fase 3," ujar Prof Erlina.
Fase 3 ini menjadi kunci akhir untuk memastikan efektivitas dan keamanan vaksin sebelum bisa digunakan oleh masyarakat. Sebanyak 20.000 partisipan dari lima negara ikut dilibatkan dalam penelitian fase 3.
Prof Erlina menegaskan, pentingnya publik memahami proses ilmiah di balik pengembangan vaksin, bukan hanya terpaku pada siapa yang mendanai. Vaksin TBC M72 adalah hasil dari kerja keras ilmuwan selama puluhan tahun, bukan proyek dadakan.
"Ini perjalanan panjang. Tahun 2028 baru selesai semuanya," ucap Prof Erlina.