Sementara itu, untuk Kabupaten Yahukimo telah disalurkan 2.000 kg beras melalui pengiriman udara, ditambah 20.000 kg melalui jalur sungai yang juga diproyeksikan tiba pada 11–13 Desember 2025. Pengiriman ini memastikan stok di kedua wilayah tetap aman sembari menunggu kedatangan pengangkutan sungai yang membutuhkan waktu tempuh lebih panjang.
Adapun, seluruh proses distribusi, baik melalui udara, darat maupun sungai, dilakukan dengan dukungan penuh dari jajaran kepolisian sebagai mitra pengamanan, pendampingan, dan penyimpanan sementara di gudang filial. Pola multi-moda ini juga diterapkan untuk Pegunungan Bintang dan Intan Jaya yang menghadapi kondisi aksesibilitas serupa, mulai dari cuaca ekstrem hingga keterbatasan sarana transportasi.
Selain memastikan kecepatan dan pemerataan distribusi, Bulog Papua juga menegaskan bahwa seluruh biaya angkutan, baik jalur udara, darat, maupun sungai, sepenuhnya ditanggung oleh Perum Bulog.
Distribusi dilakukan secara bertahap dan adaptif, dengan target penyelesaian sebelum masa perayaan Natal, di mana kebutuhan masyarakat meningkat signifikan. Kolaborasi erat dengan kepolisian menjadi elemen penting dalam menjaga kelancaran proses pengangkutan dan pengamanan komoditas di lapangan.
Secara keseluruhan, Bulog Papua terus mengoptimalkan seluruh moda distribusi untuk menjangkau empat kabupaten prioritas tersebut. Penguatan distribusi pangan di Pegunungan Bintang, Nduga, Yahukimo, dan Intan Jaya merupakan bagian dari komitmen Bulog dalam memastikan masyarakat di wilayah 3TP (Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Perbatasan) tetap dapat mengakses beras SPHP dengan harga sesuai ketentuan.