Muhadjir berharap seluruh stakeholder dapat bersinergi dan berkolaborasi secara bersama untuk menghapus Kemiskinan Ekstrem (KE) dan stunting sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo, yaitu nol persen tahun 2024 untuk KE dan 14 % tahun 2024 untuk stunting.
"Perusahaan sekitar wilayah dapat diimbau oleh Pak Bupati, Pak Camat, maupun Kepala Desanya untuk bisa diajak memerangi stunting dan kemiskinan ekstrem di masing-masing daerahnya, dalam mencegah stunting. Para kader dapat memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan gizi. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan seorang ibu agar terjadi perubahan perilaku" katanya.
Pada dialog tersebut turut hadir perwakilan dari Bumil KEK, Catin, keluarga dengan risiko stunting dan KE, TPPS, kader, bidan, kepala desa, TPK, ahli gizi, keluarga balita stunting, remaja anemia, PKK, PKH dan dihadiri pula Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi Maskur Alawi, Camat Cibadak Abdul Naafi AR, dan Kepala Desa Sekarwangi Abeng Baenuri beserta jajarannya.
Kunjungan Tim Kemenko PMK juga menemui 2 balita stunting di salah satu posyandu Cemara 07. Saat ini dua balita tersebut didampingi dalam penanganannya dengan pemberian makanan lokal serta edukasi pola asuh ke orang tuanya.
Jumlah balita keseluruhan ada 60, bumil KEK tidak ada, sedangkan Bumil 5 orang dan posyandu tersebut baru berjalan Januari 2023 dengan 5 kader yang sudah mengukuti pelatihan.