"Pada malam itu, Aep menelepon saya dan mengajak saya ke Polres Cirebon. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi, jadi saya mengikuti saja. Sesampainya di Polres, saya bertanya kepada Aep apa yang akan dilakukan dan dia mengatakan bahwa saya harus memberikan kesaksian mengenai kematian anak Pak Rudiana," kata Dede.
Menurut Dede, saat di Polres, dia diminta untuk menyatakan bahwa dia melihat segerombolan motor yang melemparkan bambu dan batu, serta melakukan pengejaran. Namun, Dede mengaku bahwa peristiwa tersebut sebenarnya tidak pernah terjadi.
"Saya diinstruksikan untuk mengatakan bahwa saya melihat segerombolan motor yang melemparkan batu dan bambu. Padahal sebenarnya tidak ada kejadian seperti itu. Saya hanya mengikuti arahan tanpa benar-benar mengetahui apa yang saya katakan," katanya.
Dede juga mengungkapkan selama di Polres, Iptu Rudiana tampak mengenakan pakaian biasa dan dia mengetahui bahwa Rudiana adalah seorang intel narkoba.
"(Rudiana) mengenakan baju biasa saat itu. Saya diperkenalkan oleh Aep sebagai Pak Rudiana, dan saya diberitahu bahwa dia adalah polisi intel narkoba," kata Dede.