"Modal saya cuma satu, semangat. Pokoknya harus bekerja, tidak ada yang lain. Justru semakin banyak bekerja, badan saya semakin segar," ujar Jaelani.
Meskipun menghadapi keterbatasan fisik dan gejala stroke, Jaelani tetap memilih untuk tetap aktif. Baginya, bergerak dan bekerja adalah kunci agar tubuhnya tetap bugar.
Di samping pekerjaannya sebagai penyortir barang bekas, Jaelani juga berbagi cerita tentang kehidupan keluarganya. Meskipun saat ini sedang berada di Jakarta tanpa didampingi oleh istrinya yang sedang pulang kampung, Jaelani merasa bersyukur atas segala hal yang diberikan Tuhan.
"Saya bersyukur bisa menikmati pekerjaan ini meski kadang harus sendirian. Yang penting, saya bekerja dengan tulus dan ikhlas," ujarnya.
Meski penghasilannya dari pekerjaan ini bervariasi tergantung pada musim, Jaelani tetap optimis dan berharap bisa menabung untuk masa depannya. Cita-citanya sederhana, yakni memiliki rumah sendiri di tanah rantauan.
"Saya yakin dengan terus berusaha dan berserah diri kepada Tuhan, masa depan yang lebih baik pasti akan datang," ujarnya.