Menurutnya, sikap "nerimo"-nya itu justru membawa berkah bagi dirinya hingga sekarang. Menurutnya dia tidak perlu takut dengan KPK terkait asal usul rumahnya.
"Saya nerimo, Tuhan akhirnya kasih. Saya bisa tidur nyenyak enggak takut kpk, kan didaftar semua asalnya," tuturnya.
Try juga menceritakan bagaimana dia berkali-kali menyerahkan rumah dinas kepada prajurit-prajurit lainnya. Padahal rumah dinas itu dia urus secara baik.
Hal itu dia lakukan karena sadar masih banyak tentara yang membutuhkan hunian.
"Saya ada rumah dinas yang saya serahkan termasuk di Bulak Rantai (Jakarta Timur). Saya bangun bagus saya serahkan, sekarang dipakai mess. Saya pindah-pindah, banyak tentara melarat, rumah dinas masih diperlukan," katanya.
Dia pun tak ragu menceritakan perjuangannya berpindah-pindah rumah bahkan pernah menempati rumah dinas bintara. Padahal saat itu dia sudah berpangkat Letnan Kolonel yang merupakan perwira menengah.
"Dulu ke arah bandara (Cengkareng) ada batalyon, saya tinggal di situ, asrama dua kamar. Padahal anak saya ada lima. Saya waktu Letnan Kolonel juga pernah pakai rumah Sersan, karena cari rumah di Jakarta susah," ceritanya.