"Paling masyarakat sini, kalau ada perahu lagi ambil udang paling gurau saja, tuh perahu itu dulu rumah saya," kata dia.
Sudah jelas dampak penurunan muka tanah dan semakin dekatnya air laut turut dirasakan warga Kampung Bungin. Apalagi, mata pencaharian terbesar di Kampung ini berasal dari kekayaan lautan.
Hal ini terlihat dari air laut yang semakin mendekat ke daratan. Apalagi kapal-kapal nelayan harus terhambat melintas untuk sekadar mencari nafkah
"Nelayan di sini kan dijualin hasil lautnya. Dulu itu bisa dari jam 9 pagi kan turun (ke laut), sekarang baru jam-jam 12 siang nunggu pasang air laut, otomatis hasilnya berkurang juga," tutur Narwi.
Uniknya, menurut Narwi kecemasan warga akan ancaman tenggelamnya kawasan tersebut dianggap biasa. Padahal, Narwi menilai air laut yang terus mengikis daratan dapat ditahan.