2. Konflik antara etnis Tionghoa dan suku Jawa yang terjadi di Solo (1998)
Konflik ini dipicu oleh krisis ekonomi dan politik yang melanda Indonesia pada saat itu. Konflik ini menyebabkan banyak toko, rumah, dan tempat ibadah milik etnis Tionghoa dibakar, dirusak, atau dirampok oleh massa yang marah.
3. Konflik antara tukang ojek konvensional dan tukang ojek online (2016)
Konflik ini terjadi di berbagai kota di Indonesia pada tahun 2016. Konflik ini disebabkan oleh persaingan usaha yang ketat antara kedua kelompok. Konflik ini menimbulkan aksi kekerasan, intimidasi, atau penghadangan terhadap para pengemudi ojek online oleh para pengemudi ojek konvensional.
4. Konflik antara suporter sepak bola
Konflik ini relatif terjadi di berbagai stadion di Indonesia. Konflik tersebut disebabkan oleh fanatisme dan rivalitas yang tinggi antara para pendukung tim sepak bola yang berbeda. Konflik ini sering menelan korban jiwa, cedera, atau kerusakan fasilitas umum.
5. Konflik antara kelompok agama
Konflik ini disebabkan oleh perbedaan keyakinan, doktrin, atau ritual yang dianggap bertentangan oleh salah satu pihak. Konflik ini mengancam toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Indonesia.
Penyebab dan Solusi Konflik Horizontal
- Faktor ekonomi: ketimpangan, kemiskinan, atau persaingan sumber daya yang menyebabkan ketidakpuasan atau kecemburuan sosial.
- Faktor politik: ketidakstabilan, ketidakadilan, atau ketidakdemokratisan sistem pemerintahan yang menyebabkan ketidakpercayaan atau ketidakpatuhan terhadap otoritas.
- Faktor sosial: ketidakharmonisan, ketidaksesuaian, atau ketidakterimaan nilai, norma, atau budaya yang menyebabkan ketegangan atau konfrontasi antar kelompok.
- Faktor psikologis: ketakutan, kebencian, atau prasangka yang menyebabkan stereotip atau diskriminasi terhadap kelompok lain.
Untuk mengatasi konflik horizontal, diperlukan beberapa langkah, antara lain:
- Meningkatkan komunikasi, dialog, atau mediasi antara para pihak yang berkonflik untuk mencari titik temu, kesepakatan, atau rekonsiliasi.
- Mendorong partisipasi, kerjasama, atau kemitraan antara para pihak yang berkonflik untuk menciptakan iklim saling menghormati, menghargai, atau membantu.
- Membangun kesadaran, pendidikan, atau sosialisasi tentang pentingnya pluralisme, multikulturalisme, atau nasionalisme untuk mewujudkan masyarakat yang damai, toleran, dan bersatu.
- Menguatkan hukum, keadilan, atau penegakan yang tegas dan adil terhadap para pelaku, penyulut, atau penyebar konflik untuk mencegah atau menghentikan eskalasi kekerasan.
Demikianlah pembahasan mengenai contoh Konflik Horizontal. Semoga tulisan ini bermanfaat