Dampak La Nina, Indonesia Tengah dan Timur Diminta Waspada Tanah Bergerak

Sindonews
Binti Mufarida
Rumah yang rusak karena pergerakan tanah di Desa Majatengah, Banjarmangu, Banjarnegara, Jawa Tengah (Jateng). (Foto: iNews/Elis Novit)

Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa beberapa provinsi di Indonesia memang sudah memasuki musim hujan. Musim hujan menjelang pengujung tahun 2020 ini memiliki curah hujan yang lebih tinggi dan melebihi di atas normal mencapai 20-40 persen.

Menurut Dwikorita, hal itu disebabkan karena adanya pengaruh fenomena La Nina. Tetapi dia memperkirakan dampak fenomena itu tidak akan sama di setiap wilayah.

Lebih lanjut, Dwikorita juga mengingatkan curah hujan tinggi akibat dari dampak La Nina tersebut dapat terjadi pada tingkat bulan. Artinya, beberapa hari dalam satu bulan dapat terjadi hujan lebat bahkan ekstrem.

“Ini yang harus diwaspadai secara dini,” ujar Dwikorita dari laman BNPB, Senin (12/10/2020).

Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan mengatakan bahwa fenomena La Nina yang dihadapi Indonesia saat ini dapat berdampak pada potensi bahaya hidrometeorologi yang lebih buruk. Selain pergerakan tanah, dampak La Nina juga dapat memicu terjadinya angin kencang gelombang tinggi/pasang hingga banjir bandang.

Oleh sebab itu, BNPB merekomendasikan agar seluruh pemangku kebijakan tiap-tiap daerah mulai dari tingkat provinsi hingga pemerintah desa dapat melakukan upaya kesiapsiagaan. Kemudian meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.

“Pastikan seluruh organisasi perangkat daerah provinsi sudah mempersiapkan sumber daya dalam mendukung kesiapsiagaan,” kata Lilik.

Terkait peningkatan kapasitas masyarakat dengan dukungan pemerintah daerah, Lilik meminta agar penyampaian informasi dapat dilakukan dengan baik sehingga pesan dapat diterima dan tidak menakuti masyarakat. Dia mengatakan sosialisasi harus dilakukan secara cermat agar tidak menakuti masyarakat.

“Sosialisasikan informasi kepada masyarakat dengan bijak, jangan menakuti-nakuti,” kata Lilik.

Lebih lanjut, Lilik juga mengimbau setiap keluarga untuk mengidentifikasi risiko bencana yang ada di sekitar. Kesiapsiagaan sejak dini dibutuhkan untuk memastikan tidak adanya korban jiwa apabila terjadi peristiwa ekstrem.

"Diskusikan dengan anggota keluarga maupun komunitas di masyarakat terkait dengan potensi ancaman bahaya yang ada di sekitar sehingga risiko bencana dapat dihindari,” kata Lilik.

Editor : Rizal Bomantama
Artikel Terkait
Nasional
6 jam lalu

BMKG Ungkap 14 Zona Merah Megathrust, Anggota DPR Desak Kewaspadaan Nasional

Nasional
14 jam lalu

BMKG Pasang 10.000 Lebih Detektor di 191 Daerah, Perkuat Pemantauan Gempa-Tsunami

Nasional
18 jam lalu

Antisipasi Cuaca Ekstrem, BMKG Modifikasi Cuaca di Sumatera hingga Jawa

Nasional
18 jam lalu

Waspada! 3 Siklon Kepung Indonesia, Bisa Picu Cuaca Ekstrem

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal