“Terpenting, semua yang terlibat sudah tervaksin. Termasuk masyarakat sekitar, seperti ditargetkan oleh Bapak Presiden agar 60-70 persen sudah tervaksin,” kata Menpora.
Hal ini, menurutnya, guna memaksimalkan perlindungan kesehatan bagi masyarakat setempat yang sangat antusias dalam menyambut kemeriahan PON XX. “PON ini adalah kegiatan yang sangat ditunggu masyarakat Papua, sehingga kita berikan perlindungan kepada mereka. Prokes ditetapkan dan dipantau panitia agar semua aman dan nyaman,” katanya.
PON XX Papua memang menghadapi tantangan tersendiri karena dilaksanakan pada masa pandemi. Menpora menegaskan, “Kita tidak tahu kapan pandemi selesai, jadi yang bisa kita lakukan adalah mulai berkegiatan tapi dengan Prokes ketat dan terus melakukan edukasi pada masyarakat.”
Menurutnya, kegiatan olahraga secara umum, bukan hanya PON, juga harus bisa menyesuaikan diri dengan pandemi, karena itulah kehidupan baru kita dan kita akan terbiasa. Lebih lanjut tentang proteksi kesehatan dalam PON XX Papua, Ketua Panitia Pengawas dan Pengarah PON XX Papua TNI (Purn) Dr Suwarno menjelaskan alur khusus yang ditetapkan kepada setiap pihak yang terlibat dalam perhelatan dimaksud.
Sebelum diberangkatkan, atlet sudah harus divaksin, menjalani tes PCR dan isolasi di provinsi masing-masing. Setelah tiba di lokasi, kembali melakukan tes antigen dan diakomodasikan berdasar cabang olahraganya. Kegiatan mereka hanya dari tempat akomodasi ke tempat pertandingan, tanpa peluang mengunjungi tempat lain di luar agenda yang ditetapkan, sesuai prinsip sistem bubble.