Ia mengungkapkan Pancasila dalam perjalanan lahirnya bukan tanpa tantangan dari konsep negara agama maupun negara sekularisme.
"Seperti pemberontakan DI/TII untuk membangun negara Islam, Indonesia juga pernah mengalami pemberontakan komunis yang menganut paham sekulerisme. Dari situ lahir Pancasila yang diterima oleh dua golongan (golongan Islam dan golongan kebangsaan)," ujar Benyamin.
Sila pertama dalam Pancasila Ketuhanan yang maha esa disebut Benyamin menunjukkan Indonesia bukan sebagai negara agama ataupun negara sekuler melainkan negara religius yang mengedepankan nasionalisme dan persatuan.
"Kekerasan dan radikalisme agama di Indonesia jelas merupakan suatu anomali dan tidak bisa dilihat mewakili agama itu sendiri," ujar Benyamin.
Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Ali Ramdhani berharap dengan adanya pengukuhan guru besar di STT Reformed Injili Internasional dapat membantu kerukunan hidup antar umat beragama di Indonesia.