Disdikbud Kutai Timur terus berupaya dalam memenuhi kebutuhan mobilitas para tenaga pengajar. Pada saat ini, sudah ada 584 unit motor dan 19 mobil bagi kepala sekolah dari TK hingga SMP, para pengawas Kepala SKB, dan Kepala PKBM. Pengadaannya pun termasuk untuk setiap korwil, untuk UPT setiap kecamatan maupun setiap korwas.
Pengembangan tenaga pendidik juga memiliki loncatan baru dengan mengorbitkan para guru dan siswa ke setiap kampus ternama di Indonesia. Mulai UGM, UI, ITB, IPB, UNPAD, UNHAS, ITS, maupun UNY.
Sudah ada 50 anak siswa yang disekolahkan ke kampus tersebut agar kuliah secara reguler. Kepada para guru diberikan kuota 170 orang untuk S1 dengan 70 orang menempuh program linier. Sementara, 190 orang lainnya akan mengikuti program S2 Inklusi.
Mereka diberikan sistem Rekognisi Pembelajaran Lampau atau yang dikenal sebagai sistem diskon. Pada sistemn tesebut, tingkat S1 akan belajar selama dua tahun dan S2 dalam satu tahun. Mereka dikirimkan ke UPI Bandung untuk S1 dan S2 ke UNY Yogyakarta.
Dari segi budaya, menurut Mulyono, pihaknya sudah melakukan beberapa langkah seperti pendataan dan pelestarian situs cagar budaya. Hal ini dilakukan seiring ulang tahun Kabupaten Kutai Timur ke-25 pada 12 Oktober 2024. Pihaknya turut mengajak 32 paguyuban untuk memeriahkan festival ini. Tidak hanya itu, ada 1.540 anak yang ikut acara membatik dan mendapatkan rekor MURI.
“Kemudian, kami mengadakan kegiatan yang namanya pemecahan rekor MURI untuk membatik pelajar. Pelajar membatik dengan tema adalah batik wakaroros. Batik wakaroros itu, khas Kutai Timur. Jadi sebanyak 1.540 anak hadir di tempat yang sama membatik dan langsung mendapat rekor MURI. Yang ketiga, kita juga mengadakan yang namanya festival Magic Land. Ini merupakan kegiatan-kegiatan terkait dengan bagaimana keajaiban Kutai Timur,” tuturnya.