Karena itu, Gus Yaqut menegaskan, ancaman pengerahan massa yang dihembuskan pihak tertentu justru akan mengganggu kinerja penyelenggara pemilu dan tahapan yang sedang berjalan.
“Kita melihat ada kegembiraan di TPS-TPS saat pencoblosan, terbukti dengan partisipasi pemilih yang tinggi. Jangan sampai kegembiraan ini dihinggapi ketakutan sehingga mengganggu semua tahapan pemilu. Sabar, percayakan semua kepada KPU,” ujarnya.
Menurut Gus Yaqut, meski secara ilmiah hitung cepat (quick count) bisa dipertanggungjawabkan, masih ada yang belum percaya validitasnya. “Karena itu, proses penghitungan suara manual yang sedang berlangsung harus dipercaya juga sebagai proses kerja demokrasi di Indonesia yang benar,” ujar Gus Yaqut.
Dia mengatakan, kerja KPU dan aparat keamanan harus didukung di tengah ancaman penolakan hasil pemilu. Ajakan melakukan aksi aksi people power bagi Ansor sifatnya provokatif dan inkonstitusional.
Ansor mengimbau, jika ditemukan dugaan kecurangan atau pelanggaran, bisa diselesaikan melalui prosedur hukum yang berlaku. “GP Ansor akan terus memberikan dukungan kepada KPU untuk menyelesaikan tahapan pemilu dan bekerja dengan tenang sehingga hasil pemilu 2019 memiliki legitimasi yang kuat,” kata Gus Yaqut.