Agus juga menekankan bahwa edukasi di bidang gizi sangat dipengaruhi kebudayaan setempat. “Karena itu, edukasi sebaiknya dilakukan oleh warga setempat,” ucapnya.
Sementara itu, pendampingan dan pendekatan dengan ibu hamil dianjurkan dilakukan orang per orang, karena setiap individu memiliki keunikan dan permasalahannya masing-masing. Terkait dampak pandemi terhadap stunting, Plt. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, Kartini Rustandi menyoroti kekhawatiran masyarakat untuk mengunjungi Puskesmas semasa pandemi.
Meski dalam situasi pandemi, Kartini mengatakan beberapa upaya tetap dapat dilaksanakan guna memastikan anak bertumbuh dengan sehat. Di antaranya, mempersiapkan dan memantau pertumbuhan serta perkembangan anak dengan baik, melalui posyandu dengan disertai prokes.
“Di daerah-daerah tertentu para kader dan tenaga kesehatan juga datang dari rumah ke rumah,” kata Kartini.
Selain itu, dengan memanfaatkan teknologi, bisa dilakukan telekonseling, agar nakes tetap aman namun kesehatan anak-anak juga terpantau. Kemudian, ibu hamil juga dapat datang ke Puskesmas dengan perjanjian dan mengedepankan prokes. Kepada ibu hamil, Kartini memberikan beberapa saran agar bayi terlahir sehat.