Selain itu, Noorsy menyoroti aspek ekonomi yang menurutnya semakin timpang. Demokrasi liberal yang diterapkan dalam kebijakan pemerintah, khususnya di bawah Jokowi, dinilai memperburuk deindustrialisasi, memperkuat oligarki, dan membuat jurang kaya-miskin semakin lebar.
“Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Itu fakta nyata di era Jokowi,” ucap dia.
Noorsy juga menyinggung bahwa demokrasi liberal yang dipaksakan sejak awal 2000-an memiliki konsekuensi serius bagi kedaulatan bangsa. Ia mengingatkan, pidato Barack Obama di Kairo tahun 2009 bahkan memuat permintaan maaf atas pemaksaan demokrasi liberal oleh Amerika Serikat.
“Indonesia sejak 2004 hingga hari ini mengidap demokrasi liberal. Persoalannya, di era Jokowi, masalah itu justru makin dalam, baik di bidang politik, hukum, maupun ekonomi,” pungkas Noorsy.