"Ilustrasi-ilustrasi di atas adalah gambaran terjadinya krisis moral kepemimpinan yang berdampak sangat luas selama 10 tahun terakhir. Dengan berbagai peristiwa yang memperlihatkan terjadinya pelanggaran etik berat misalnya oleh ketua MK yang meloloskan Gibran, juga ketua KPU yang berbuat hal sama," ujar Didin.
Sementara itu, ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin juga mengungkapkan ada indikasi-indikasi terjadi kemerosotan kepemimpinan di Indonesia. Menurutnya, ketika masalah-masalah ini muncul bersamaan, maka situasi di Indonesia akan semakin parah.
"Hal-hal buruk di atas bisa terjadi ketika para pemain negara bermain dengan tidak mengindahkan aturan yang ada, jadi bukan karena cerdas ataupun hal lainnya. Para elite yang ada juga bermain tanpa koridor etika dan moral," kata Wijayanto.
Dalam kesempatan yang sama, ekonom senior INDEF, Faisal Basri menekan pentingnya moralitas khususnya dalam kehidupan ekonomi. Negara tidak boleh merugikan pihak lain dan melindungi yang kuat.
"Ilmu ekonomi sejak awal sesungguhnya berbicara bagaimana melindungi yang paling lemah. Mereka yang kuat, tidak usah diurus oleh negara, tetapi diatur oleh negara. Tugas negara, melindungi yang lemah," kata Faisal.