Dalam penjelasannya, Andi menyebut menggunakan tiga model pengenalan wajah (face recognition) yakni VGG Face, FaceNet, dan ArcFace. Dia menegaskan, hasil analisis tersebut menunjukkan ketidakcocokan antara foto ijazah Jokowi dengan foto seorang pria bernama Dulmatno Budi Utomo, yang sebelumnya disebut dalam isu beredar.
Sebaliknya, dia menyebut data referensi ijazah dengan foto Jokowi saat wisuda menghasilkan nilai kecocokan.
“Data referensi ijazah dengan foto apa, foto waktu dia wisuda, green. Artinya, true, betul semua. Bukan saya yang berbicara, kita berdasarkan data dari image processing atau computer vision dengan menggunakan program Python dan C++,” katanya.
Andi menambahkan, teknologi yang dia rujuk, seperti ArcFace, merupakan sistem pengenalan wajah modern yang dianggap presisi. Dia juga mengaku telah bertemu langsung dengan Dulmatno untuk meminta klarifikasi.
“Tadi siang, saya makan siang dengan beliau (Pak Dulmatno). Saya langsung mengklarifikasi, apakah betul anaknya, kalau saya panggil dia Budi. Ini sahabat saya sebetulnya, saya baru bicara sekarang. Sahabat saya, 'Mas Budi, apakah betul anaknya Mas Budi itu mengatakan bahwa ijazahnya Pak Jokowi itu adalah foto Mas Budi?' Itu adalah omong besar dan fitnah. 'Anak saya adalah anggota DPRD Solo, perempuan, umur 25 tahun,” tuturnya.
Andi mengisyaratkan kesediaannya untuk membuka diskusi lebih luas mengenai analisis forensik digital yang ia klaim lakukan.
“Saya rasa ini sudah membuktikan semua,” ucap Andi.