Dia mengatakan para TKA China itu bekerja di semua lini, mulai dari tukang sapu hingga level pimpinan.
"Mereka tidak hanya di level pimpinan, ada yang jadi tukang sapu, ada operator excavator, ada pegawai pelabuhan," kata dia.
Berdasarkan hasil diskusi dengan direktur operasional saat itu, kata dia, IMIP memiliki komitmen dengan pemertinah China untuk mempekerjakan para warga negara tersebut.
"Jadi semua pengusaha-pengusaha China di seluruh dunia itu mewajibkan mempekerjakan para warga negaranya. Sampai level paling bawah yang tidak punya skill pun harus dipekerjakan. Bahkan mereka tidak menguasai bahasa mandarinnya, pakai bahasa di Tiongkok pun dia harus akomodir," kata dia.
Meski begitu, dia mengaku mendapat informasi Bandara IMIP tidak melayani penerbangan internasional. Mobilitas para TKA China dilakukan dengan penerbangan domestik dari Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten dan Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara (Sulut).
"Yang saya dengar informasinya dari rekan saya di dalam, itu dari Soekarno-Hatta dan Samratulangi. (Dari luar negeri) gak ada. Informasinya langsung begitu cuma memang mobilisasinya dari sana ke bandara," kata dia.