Empat Jenderal Kopassus Ini Lolos dari Maut Dalam Pertempuran Jarak Dekat, Nomor 3 Terluka Parah

Sucipto
Empat Jenderal Kopassus ini berhasil lolos dari maut dalam pertempuran jarak dekat. (Foto: Istimewa)

3. Jenderal TNI AM Hendropriyono

Mantan Kepala BIN, Jenderal (Purn) TNI AM Hendropriyono. (Foto: IG Diaz Hendropriyono)

Jenderal Kopassus lainnya yang lolos dari maut di medan operasi yakni AM Hendropriyono. Peristiwa yang menimpa mertua dari Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa ini terjadi ketika sedang menjalankan tugas memburu pimpinan pasukan Barisan Rakyat (Bara) Sukirjan alias Siauw Ah San dalam operasi pembersihan Pasukan Gerilya Rakyat Serawak (PGRS)/Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku) pada 1973.

Dalam buku biografinya berjudul “Operasi Sandi Yudha”, Hendropriyono yang saat itu berpangkat Kapten harus merayap sejauh 4,5 kilometer di pedalaman hutan Kalimantan. Saat itu, Hendropriyono yang berhasil menjangkau persembunyian pimpinan pemberontak tersebut memerintahkan Siauw Ah San untuk menyerah.

Namun permintaan itu ditolak Siauw Ah San. Hendropriyono yang memberikan komando untuk menyerbu langsung mendobrak jendela.

Sedangkan anggotanya Abdullah alias Pelda Ahmad Kongsenlani yang lari lebih cepat dan mendahuluinya mendobrak pintu. Nahas, perut Kongsenlani sobek oleh bayonet Siauw Ah San. Melihat itu, Hendropriyono dengan sigap melemparkan pisau komando ke tubuh Siauw Ah San. Sayangnya, pisau komando yang dilemparkan tidak menancap telak dan hanya memberikan luka ringan di dada kanannya.

”Saat itu saya tanpa senjata di tangan dan harus merebut bayonet dari Siauw Ah San. Sedangkan pistol masih terselip di belakang bawah punggung,” ucapnya.

Untuk meraih pistol, abituren Akmil 1967 ini khawatir keduluan oleh tikaman bayonet Siauw Ah San. Perlahan, Hendropriyono mundur beberapa langkah lalu melompat tinggi dan menendang dada musuhnya. Meski jatuh, Siauw Ah San masih sempat menghujamkan bayonet ke paha kirinya. 

“Ngilu rasanya baja dingin itu menembus daging dan menusuk tulang paha saya. Daging saya tersembul keluar dan darah mengalir dari paha kiri kaki,” tuturnya.

Siauw Ah San kemudian berdiri dan mencoba menusuk dada kiri Hendropriyono. Mendapat serangan itu, Hendropriyono langsung melindungi dengan tangan kiri hingga daging lengan kiri dan hasta kirinya sobek.

Darah kembali mengucur. Tangan kanannya dengan sigap membantu merebut bayonet. Akibatnya, kelima jarinya terluka parah. Bahkan, ruas jari kelingking kanan Hendropriyono nyaris putus.

Sementara pistol M46 yang semula terselip di pinggang belakang di bawah punggung merosot ke dalam celana. Dengan menahan sakit karena darah yang terus mengucur dan jari yang nyaris putus Hendropriyono berhasil mencabut pistol dan menembakannya ke tubuh Siauw Ah San. 

“Dor, saya tembak Siauw Ah San dengan dua kali tarikan picu tapi hanya satu peluru yang melesat menembus perutnya karena yang satu lagi macet. Siauw Ah San pun terhuyung-huyung,” ucapnya.

Jari yang terluka membuat Hendropriyono tak bisa lagi menggenggam. Pistol yang dipegangnya pun jatuh.

Hendropriyono pun membanting Siauw Ah San hingga terjatuh dan bayonetnya pun akhirnya lepas. Meski mengalami luka cukup parah namun nyawa Hendropriyono berhasil diselamatkan.

4. Letjen TNI Sutiyoso

(Foto: Istimewa)

Sebelum menggelar Operasi Seroja berskala besar di Timor-Timor (Timtim) sekarang bernama Timor Leste, TNI terlebih dahulu mengirimkan unit kecil pasukan khusus ke belakang garis musuh. Tujuannya, selain untuk memetakan kekuatan Fretilin, juga mencari titik aman pendaratan bagi pasukan pendukung. Kapten Inf Sutiyoso merupakan orang pertama yang dikirim Kepala G-1/Intelijen Hankam Mayjen TNI LB Moerdani untuk mengumpulkan informasi.

Dalam Operasi Flamboyan tersebut, mantan Gubernur DKI Jakarta ini tidak makan selama lima hari demi menyelamatkan empat anggotanya yang tertembak musuh. Tidak hanya itu, mantan Wadanjen Kopassus ini juga harus menghindar dari kejaran musuh yang terus memburunya. Sambil bertempur, Sutiyoso membopong temannya satu per satu ke tempat yang lebih aman.

Dalam perang dahsyat seperti itu, keempat orang yang tertembak "mestinya” ditembak mati supaya tidak menjadi beban. Bahkan para senior yang dihubunginya melalui radio telah menyarankan supaya ditinggal saja. Tapi Sutiyoso tidak tega.

Salah satu anggota yang dipapah Sutiyoso meminta suapaya dia ditinggal dan dibekali granat. Jika sewaktu-waktu tertangkap, mereka akan meledakkan diri dengan granat tersebut.

“Tidak! Kamu bisa saya selamatkan. Kuatkan saja dirimu!” kata Sutiyoso.

Upaya penyelamatan empat anggotanya tertembak akhirnya berhasil. Di bawah desingan peluru Fretilin, Sutiyoso membopong anggotanya yang terluka naik ke helikopter.

Setelah berjuang keras, keempat anggota yang tertembak berhasil dievakuasi menggunakan helikopter. Sedangkan, Sutiyoso melanjutkan perjalanannya ke perbatasan NTT dengan menyusuri jalur pantai.

Editor : Rizal Bomantama
Artikel Terkait
Internasional
4 hari lalu

Surat dari Prajurit Perang Dunia I Ditemukan di Pantai Australia, Isinya Bikin Merinding

Nasional
5 hari lalu

Profil Brigjen Wahyu Yudhayana, Alumni Akmil 98 yang Kini Jabat Sesmilpres

Nasional
5 hari lalu

Sertijab TNI AD, Brigjen Wahyu Yudhayana Serahkan Jabatan Kadispenad ke Kolonel Donny

Nasional
6 hari lalu

Sertijab TNI AD, Mayjen Bangun Nawoko Resmi Jabat Pangdam Hasanuddin

Nasional
28 hari lalu

Heroik! Prajurit TNI AD Tangkap Pelaku Begal dan Tabrak Lari di Kebon Jeruk Jakbar

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal