Esensi dan Hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW dalam Pemberantasan Korupsi

Tim iNews.id
Firli Bahuri (Foto: Antara)

H Firli Bahuri 
Ketua Komisi Pemberantaaan Korupsi (KPK) 

UMAT Islam dunia, khususnya di Indonesia, memperingati Maulid Nabi Besar Muhammad SAW pada 28 September 2023, peringatan hari kelahiran pada 12 Rabiul Awwal dalam kalender Hijriah.

Maulid Nabi seyogianya tidak hanya diperingati sebagai hari besar keagamaan dengan acara atau kegiatan seremonial yang meriah semata. Akan tetapi, seluruh hikmah dari kelahiran serta perjalanan hidup yang sarat dengan nilai-nilai keteladanan Nabi Muhammad SAW ini, seyogianya kita maknai, sebagai landasan hidup dan kehidupan segenap umat manusia serta alam semesta.

Maulid Nabi sejatinya merupakan manifestasi akidah atau keyakinan seorang hamba yang berakhlak terhadap ke-esaan Allah SWT, agar ruh keteladanan Nabi Muhammad SAW senantiasa menjadi guidance dalam pembentukkan akhlak baik serta peradaban seluruh umat manusia.

"Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah." (QS Al-Ahzab: 21)

Pembentukan akhlak harus terus dilakukan agar umat manusia tidak kehilangan sisi-sisi kemanusiaannya yang baik, seperti sifat-sifat Nabi Nabi Muhammad SAW, yaitu: shiddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan), dan fatonah (cerdas).

Nabi Muhammad SAW. Beliau dikenal sebagai "Al-Amin" atau "Orang yang Terpercaya" bahkan sebelum menerima wahyu pertama. Kejujuran adalah fondasi utama dalam upaya pemberantasan korupsi. Jika setiap individu, terutama pemimpin dan pejabat publik, menanamkan nilai kejujuran dalam dirinya, maka korupsi dapat diminimalisir.

Nilai Shiddiq mengajarkan kita untuk selalu berbicara jujur, tidak menyembunyikan fakta, dan tidak menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan kepada kita. Jika setiap pemimpin dan pejabat negara menerapkan nilai Shiddiq, maka transparansi dan akuntabilitas akan meningkat, yang merupakan langkah awal menuju pemberantasan korupsi.

Amanah adalah sifat kedua yang sangat penting dalam konteks pemberantasan korupsi. Nabi Muhammad SAW selalu memenuhi setiap amanah yang diberikan padanya, baik dalam peran sebagai pedagang, suami, atau pemimpin umat. Dalam pemerintahan dan birokrasi, amanah menjadi landasan integritas.

Para pemimpin dan pejabat negara harus memahami bahwa amanah bukanlah hal yang dapat dipilih- pilih. Mereka harus memegang teguh nilai Amanah, tidak hanya dalam hal keuangan, tetapi juga dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka dengan sebaik-baiknya. Amanah berarti menghindari praktik-praktik korupsi seperti suap, nepotisme, dan kolusi.

Editor : Anton Suhartono
Artikel Terkait
Buletin
1 hari lalu

Dituding Takut Panggil Bobby Nasution, KPK: Belum Ditemukan Keterlibatan di Korupsi Proyek Jalan Sumut

Nasional
5 hari lalu

Kementerian ATR/BPN Perkuat Pencegahan Korupsi dalam Layanan Pertanahan dan Tata Ruang

Nasional
7 hari lalu

Pengacara Roy Suryo Cs Yakin Kliennya Tak Ditahan, Singgung Firli Bahuri dan Silfester Matutina

Nasional
12 hari lalu

Bupati Ponorogo Kena OTT KPK Kasus Suap Jabatan, PDIP: Kami Hormati Proses Hukum

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal