Melansir Infodatin, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, HIV dapat ditularkan melalui pertukaran berbagai cairan tubuh dari orang yang terinfeksi, seperti ASI (air susu ibu), cairan anus, cairan vagina, darah, hingga sperma. HIV tidak menular melalui air, gigitan nyamuk, sentuhan serta udara.
Melansir WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), banyak orang tidak merasakan gejala HIV dalam beberapa bulan pertama setelah terinfeksi. Bahkan, kemungkinan besar mereka tidak tahu jika telah terinfeksi.
Gejala HIV mirip seperti virus influenza, yaitu demam, ruam, sakit kepala, sakit tenggorokan. Bulan pertama adalah momen virus paling menular. Seiring dengan perkembangan penyakit, gejala tersebut semakin jelas serta meluas, seperti batuk, demam, diare, pembengkakan kelenjar getah bening, hingga penurunan berat badan.
Hingga saat ini, belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan penyakit HIV-AIDS. Namun, penderita HIV dapat mengonsumsi obat ARV (antiretroviral) untuk menurunkan jumlah virus HIV supaya tidak masuk ke dalam stadium AIDS.
HIV diobati dengan ARV yang terdiri dari satu hingga beberapa obat. ARV tidak menyembuhkan penderita HIV, namun dapat mengurangi replikasi di dalam darah. ARV harus diminum setiap hari sepanjang hidup penderita.
Berdasarkan data WHO, secara global terdapat 38,4 juta orang yang hidup dengan HIV pada 2021. Dari angka tersebut, 1,7 juta di antaranya adalah anak-anak (usia di bawah 15 tahun).
Sedangkan orang yang meninggal dunia karena HIV di dunia pada 2021 mencapai 650.000 orang. Terkait penularan HIV, jumlah orang yang tertular HIV pada 2021 mencapai 1,5 juta orang. Wilayah Afrika terkena dampak paling parah terkait kasus HIV. Hampir 1 dari setiap 25 orang atau sekitar 3,4 persen hidup dengan HIV.
Semoga momen Hari AIDS Sedunia bisa menambah kesadaran kita akan penyakit ini ya. Selamat hari AIDS Sedunia!