Dalam pertemuan itu, seorang pemuda bernama Yoga Pramono alias Jo Carlos bahkan menyempatkan diri untuk membacakan puisi karya Wiji Thukul. Puisi itu dibacakan berapi-api untuk mengingatkan agar masyarakat bisa melawan saat suatu kritik dibungkam.
“Dan bila omongan penguasa, tidak boleh dibantah, kebenaran pasti terancam. Apabila usul ditolak tanpa ditimbang, suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan dituduh subversif dan mengganggu keamanan. Maka hanya ada satu kata: lawan!,” kata Jo Carlos sambil membacakan puisi Wiji Thukul.
Jo Carlos mengapresiasi langkah Ganjar yang menyinggung persoalan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat masa lalu saat debat capres.
“Itu harus dituntaskan,” ucap Jo Carlos.