Pengurangan kemiskinan di Jateng adalah hasil kolaborasi dari berbagai pihak. Sekretaris Daerah Jawa Tengah, Sumarno, mengungkapkan bahwa kolaborasi antara pemerintah, sektor non-pemerintah seperti industri, dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) serta pihak-pihak terkait telah berperan penting dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Jateng.
Penurunan jumlah penduduk miskin di Jateng dari 3,93 juta orang menjadi 102,57 ribu orang diharapkan akan memotivasi semua pihak untuk lebih mempercepat penanganan kemiskinan di Jateng.
Dalam sebuah Rapat Koordinasi Penganggulangan Kemiskinan Ekstrim di kantor Gubernur Jawa Tengah pada Juni lalu, Ganjar optimistis bahwa target Presiden Joko Widodo untuk mencapai tingkat kemiskinan ekstrem sebesar 0 persen pada tahun 2024 akan segera terwujud.
Ia mengungkapkan bahwa strategi telah dirancang, termasuk penggunaan anggaran APBD yang dikerjakan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng dan perubahan APBD yang dapat disusun bersama DPRD.
Ganjar menjelaskan bahwa pencapaian ini tidak terlepas dari berbagai intervensi yang telah dilakukan, seperti bantuan rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RLTH), penyediaan listrik, air bersih, serta program jambanisasi.
Pada tahun 2022, pihaknya telah berhasil menyelesaikan target sekitar 11.417 bantuan rehabilitasi RLTH, dan tahun ini target bantuan rehabilitasi RTLH akan ditingkatkan menjadi 15 ribu unit.
Kerja sama dengan perusahaan juga telah menjadi bagian penting dalam mengatasi masalah pengangguran dengan mempekerjakan warga dalam proyek padat karya atau memberikan pelatihan yang beragam.