"Masih kami dalami," ujar mantan wakil kapolda Kalimantan Tengah (Kalteng) ini.
Dalam kasus ini Polri menangkap lima orang di antaranya PW selaku pemimpin atau Amir, MY, BS, A dan BT. Para terduga teroris selain memperkuat basis ekonomi untuk memenuhi kebutuhan operasional juga melakukan kaderisasi untuk menguatkan kemampuan militer seperti bidang intelijen, siber dan perakitan bom.
"Jadi untuk membangun kekuatan tentunya jangka pendeknya dia adalah melakukan rekrutmen sebanyak mungkin untuk bisa masuk ke dalam jaringan dia. Kedua, mereka juga mengembangkan bisnisnya dulu. Kalau jangka panjangnya mereka tetap cita-citanya adalah membentuk khilafah di Indonesia," tutur Dedi.
JI juga terafiliasi dengan Al Qaeda. Kelompok militan JI dilatih di berbagai medan, dari Afghanistan, Thailand, Malaysia, dan Filipina. Pengalaman tempur di medan-medan perang yang beragam ini membuat aksi-aksi teror JI bukan hanya lebih cermat, melainkan juga memiliki daya rusak yang luar biasa tinggi.
Pola kaderisasi JI juga lebih ketat. Ketika salah satu pimpinannya tertangkap, maka sel organisasi dihapuskan. JI menyasar orang asing dan tidak melibatkan perempuan dalam aksinya.
"Apabila organisasi itu besar dan memiliki kekuatan msasa dan kekuatan ekonomi maka tinggal menunggu waktu saja tidak menutup kemungkinan mereka untuk membentuk khilafah di Indonesia bisa terwujud," ujar Dedi.