Menurutnya, Dedi merupakan kader Golkar yang cukup mumpuni dan memiliki kredibilitas sebagai calon kepala daerah. Emrus menilai, Dedi sanggup mengombinasikan kearifan lokal dan juga modernisasi urban.
"Sehingga bisa mengombinasikan dua pendekatan ini, saya kira sesuatu yang bagus dan berhasil karena mendapat dukungan masyarakat Jawa Barat juga," katanya.
Menurut Emrus, keputusan Setya Novanto yang saat itu mendukung Ridwan Kamil sangat menyakiti para kader di akar rumput. Terlebih Golkar memiliki calon mumpuni di pemilihan Jawa Barat.
"Dedi Mulyadi itu bagus, kecuali Golkar tidak memiliki kader yang bagus di Jawa Barat, boleh mendukung tokoh lain untuk menyejahterakan rakyat Jawa Barat," ungkapnya.
Partai Golkar akhirnya menerbitkan surat keputusan mencabut dukungan pencalonan Ridwan Kamil sebagai Calon Gubernur Jawa Barat. Surat yang ditandatangani oleh Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto pada, 17 Desember 2017 menyatakan pencabutan dukungan disebabkan RK tak kunjung menentukan sikap terhadap wakil cagub yang disodorkan.
Sebelumnya pada 24 Oktober 2017, Golkar mendeklarasikan dukungan kepada Ridwan Kamil sebagai calon gubernur dan Daniel Mutaqien Syafiuddin sebagai wakil gubernur. Tapi hingga batas waktu, yakni 25 November 2017, Ridwan kamil tak kunjung memberikan jawaban.