Selain itu, PVMBG menegaskan saat ini potensi tsunami sangat kecil karena tubuhnya sudah kolaps kecuali seluruh tubuh Gunung Anak Krakatau di bawah laut ikut kolaps. Namun ini belum pernah terjadi kecuali di tahun 1883 yang diakibatkan oleh erupsi besar. Tapi indikasi untuk erupsi besar belum teramati dari data hingga saat ini.
"Tapi indikasi suplai magma masih terus terjadi," tuturnya.
Erupsi Gunung Anak Krakatau bisa terjadi letusan dengan lontaran piroklastik atau bisa juga strombolian. Kemungkinan bisa bergantian, dan bisa terjadi setiap tahun meski tidak menerus.
"Masyarakat dan aparat terkait diminta tetap waspada, tidak masuk atau mendekati ke kompleks Gunung Anak Krakatau. Masyarakat pun diminta tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa," tulis PVMBG.