Erupsi ini, kata Agus berlanjut pada pertumbuhan kubah lava. Kemudian terjadi awan panas dan guguran lava yang berlangsung hingga September 2019.
“Nah, ini adalah satu siklus erupsi pasca 2010 yaitu 2018 hingga 2019. Kemudian setelah itu erupsi berhenti, terjadi kembali erupsi-erupsi freatik yang pernah terjadi sebelumnya yang mana itu sama menandakan bahwa sedang terjadi migrasi magma kembali yaitu pada 2 September 2019 sampai Oktober 2020,” katanya.
Dia pun mengatakan Gunung Merapi kemudian mengeluarkan magma baru. Dari hal tersebut, BPPTKG menyimpulkan akan terjadi erupsi kembali sehingga status Gunung Merapi dinaikkan menjadi siaga pada 5 November 2020.
“Setelah itu, baru pada tanggal 4 Januari 2021 magma keluar atau terjadi erupsi yang berlangsung hingga saat ini. Dan ini sama bentuknya seperti erupsi 2018 sampai 2019 yaitu berupa pertumbuhan kubah lava dan pembentukan awan panas dan guguran lava. Jadi ini adalah background dari kronologi aktivitas erupsi Gunung Merapi yang terjadi kemarin,” tutur Agus.