Sepanjang Sabtu malam, pukul 00.00 - 24.00 WIB, petugas mencatat telah terjadi 44 kali erupsi dengan amplitudo 12-22 mm, dan lama gempa 45-168 detik. Kemudian terjadi 18 kali gempa guguran dengan amplitudo 4-9 mm dan lama gempa 33-107 detik.
"Terjadi dua kali gempa hembusan dengan amplitudo 6-8 mm, dan lama gempa 38-40 detik, dan dua kali harmonik dengan amplitudo 6-7 mm, dan lama gempa 77-101 detik," ucap dia kembali. PGA juga mencatatkan ada satu kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 10 mm, S-P 7 detik dan lama gempa 16 detik, serta tiga kali gempa tektonik jauh, dengan amplitudo 12-25 mm, S-P 12-15 detik dan lama gempa 35-52 detik.
Terkait hal itu, PVMBG meminta masyarakat tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 kilometer dari puncak atau pusat erupsi.
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan. "Karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak," ungkapnya.
Masyarakat termasuk pendaki, juga diminta tidak beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu atau pijar, termasuk mewaspadai adanya potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.
"Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," tukasnya.
Sebagai informasi, Gunung Semeru merupakan gunung yang memiliki ketinggian 3.676 Mdpl. Lokasinya berada di antara Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, yang menjadi satu lokasi kawasan dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Saat ini pendakian ke Gunung Semeru sudah dibuka untuk umum, tapi aktivitas pendakian masih terbatas hingga Danau Ranukumbolo, serta dibatasi maksimal kuota 200 orang per harinya.