JAKARTA, iNews.id - Guru Besar Fakultas Psikologi UGM, Prof Koentjoro, marah karena gerakan kritik para guru besar dan civitas akademika disebut ditunggangi kepentingan politik. Dia merespons pernyataan Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana yang menyebut seolah ada upaya orkestrasi politik di balik sikap para civitas akademika tersebut.
Dia menegaskan, gerakan kritik tersebut merupakan wujud kecintaan civitas akademika UGM terhadap Indonesia dan juga almamaternya.
"Saya sangat tidak puas. Saya tersinggung. Silakan bapak lihat ketika kami membacakan petisi Bulaksumur, dua kali saya membaca Bismillah. Saya membacakan dengan suara kasih dari UGM mengingatkan alumninya," ujar Koentjoro, dikutip Kamis (8/2/2024).
Koentjoro mengatakan, munculnya petisi Bulaksumur murni dilandasi rasa kekeluargaan yang saling mengingatkan satu dengan yang lain.
"Saya cinta Indonesia, cinta NKRI dan cinta UGM, karena itu UGM mengingatkan alumnusnya, dasarnya cuma itu," ucapnya.
Koentjoro menjelaskan, petisi Bulaksumur yang dibacakan beberapa waktu lalu dirumuskan secara serius melibatkan banyak pihak dan berbagai tokoh-tokoh penting UGM.