Dia mengatakan para siswa diajak mengenal perjuangan para pahlawan dalam peristiwa yang disebut Pertempuran Lengkong, yaitu saat para taruna Akademi Militer (Akmil) Tangerang di bawah kepemimpinan Mayor Daan Mogot berusaha melucuti senjata dari pangkalan Jepang pada 25 Januari 1946.
"Hari ini kita berada di Palagan Lengkong, sebuah daerah yang menyimpan kisah keberanian dan kesetiaan. Palagan Lengkong menjadi saksi bahwa kemerdekaan tidak pernah datang sebagai hadiah, melainkan dipatri dengan darah para pemuda yang berani melawan takdir demi bangsanya," tuturnya.
Gus Ipul menjelaskan ada beberapa nilai yang dapat diambil generasi muda dari peristiwa Lengkong, pertama adalah kesabaran para pahlawan.
"Di samping mereka pasti pemberani, penuh tanggung jawab, tapi kesabarannya ini yang luar biasa. Kesabaran untuk menunggu momentum. Kesabaran untuk mengatasi perbedaan," jelasnya.
Nilai selanjutnya, para pahlawan berjuang untuk kepentingan bangsa, memikirkan kepentingan bangsa, bukan memikirkan kepentingan kelompok atau pun pribadi.
"Yang dipikirkan adalah kemerdekaan Indonesia. Kemakmuran bangsa, itu yang dipikirkan oleh mereka, itu yang saya tangkap dari para putra-putri, cucu para pahlawan ini," tambahnya.