Gus Miftah Mundur dari Utusan Khusus Presiden, Sempat Cetuskan Program Rumah Moderasi

Reza Fajri
Miftah Maulana Habiburrahman atau akrab disapa Gus Miftah usai dilantik sebagai Utusan Khusus Presiden bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan di Istana Negara, Jakarta, Selasa (22/10/2024). (Foto: MPI)

JAKARTA, iNews.id - Pendakwah Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah menyatakan mundur dari jabatan Utusan Khusus Presiden bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, Jumat (6/12/2024). Keputusan itu disampaikan usai Gus Miftah viral menghina penjual es teh bernama Sunhaji.

Adapun Gus Miftah dilantik Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta pada 22 Oktober 2024 lalu. Pelantikan itu berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 76M Tahun 2024 tentang Pengangkatan Utusan Khusus Presiden Periode 2024-2029.

Total terdapat tujuh Utusan Khusus Presiden yang dilantik Prabowo saat itu. Selain Miftah, Prabowo juga melantik enam Utusan Khusus Presiden lain yakni Muhamad Mardiono selaku Utusan Khusus Presiden Bidang Ketahanan Pangan, Setiawan Ichlas selaku Utusan Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Perbankan.

Kemudian Ahmad Ridha Sabana selaku Utusan Khusus Presiden Bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Ekonomi Kreatif dan Digital, Mari Elka Pangestu selaku Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan, Zita Anjani selaku Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata, hingga Raffi Ahmad selaku Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni.

Ditemui usai pelantikan, Gus Miftah saat itu mengungkapkan salah satu program yang bakal diusung sebagai Utusan Khusus Presiden, yakni membangun rumah moderasi.

"Salah satunya mungkin kita nanti akan membuat semacam rumah moderasi kali ya. Kita akan belanja masalah terlebih dahulu, setelah itu baru kemudian nanti kita cari solusinya," kata Gus Miftah di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Selasa (22/10/2024).

Menurut dia, kerukunan di Indonesia menjadi isu yang menarik dan krusial. Perbedaan di Indonesia harus disikapi secara dewasa. Oleh karena itu, menurut dia penting menjaga kondusivitas dan kerukunan antar-umat beragama di Tanah Air.

"Karena begitu banyaknya perbedaan di negeri ini, 17.000 pulau, 1.700 suku bangsa, 736 bahasa, 6 agama. Ini tentunya kalau tidak disikapi secara dewasa, ini kurang baik," katanya.

Editor : Rizky Agustian
Artikel Terkait
Nasional
54 menit lalu

Prabowo Resmikan Pabrik Lotte Chemical Indonesia: Salah Satu Prestasi Jokowi

Nasional
2 hari lalu

Hadiri Rakernas Perindo, Raffi Ahmad Sebut Komunikasi Jadi Kunci Capai Kesuksesan

Buletin
2 hari lalu

Detik-Detik Penangkapan 5 Pengeroyok Pemuda hingga Tewas di Masjid Sibolga

Nasional
2 hari lalu

Ketua DPR Soroti Gubernur Riau Kena OTT KPK, Ingatkan Kepala Daerah Mawas Diri

Nasional
2 hari lalu

Hore! Prabowo Restui KAI Tambah 30 Rangkaian KRL Baru, Paling Lambat 1 Tahun

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal