JAKARTA, iNews.id - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Kiai Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menegaskan tidak ada capres dan cawapres atas nama Nadhlatul Ulama (NU). Sikap NU menolak digunakan sebagai senjata politik guna menggalang dukungan.
Gus Yahya menekankan, siapa pun yang hendak maju dalam kancah konstelasi politik nanti, harus mengedepankan prestasi dan kredibilitas individu tersebut.
"Maka sekali lagi saya sampaikan, tidak akan ada calon presiden dan calon wakil presiden atas nama NU. Tidak akan ada," tegas Gus Yahya kepada awak media selepas acara anugerah satu abad NU, Rabu (1/2/2023).
"Karena NU tidak boleh diperalat sebagai senjata politik untuk mengumpulkan dukungan. Tidak boleh ada orang yang berusaha menutupi kekurangannya, hanya dengan mengklaim NU sebagai basisnya," lanjut Gus Yahya.
Namun Gus Yahya mempersilakan kader-kader NU untuk memberikan dukungan secara politik. Tapi dukungan tersebut bukan atas kelembagaan NU.
"Ya (memberikan) dukungan, tapi tidak atas nama lembaga. NU sebagai organisasi sebagai institusi tidak boleh digunakan untuk dukung mendukung dan kegiatan politik apapun," katanya.