Wakil Kepala BPIP Karjono Atmoharsono mengatakan, NU selalu menunjukkan wajah Indonesia yang teduh dan ramah di mata dunia dan menunjukkan agama, serta budaya saling bersanding memperkaya satu sama lain.
"Ini membuktikan bahwa NU adalah penjaga NKRI dan Pancasila," tuturnya.
Karjono mengakui dalam perjalanannya, NU selalu patuh dengan ulama dan negara, di antaranya fatwa KH Hasyim Asy'ari, yaitu "Cinta Tanah Air Bagian dari Iman".
"Waktu itu, ketika Mbah Hasyim menerima Ajudan Presiden Soekarno mengenai hukum warga yang membela bangsanya, beliau menjawab dengan tegas, fardhu ‘ain (tidak bisa tidak) dan saat itulah Mbah Hasyim berfatwa atau mengeluarkan jargon “hubbul wathan minal iman", yakni Cinta Tanah Air Sebagian Dari Iman," ujarnya.
Menurutnya, empat pilar kebangsaan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahuan 1945, jika disingkat menjadi PBNU. Hal ini menunjukkan NU tulang punggung terdepan.
Empat pilar juga tiang penyangga yang kokoh (soko guru) agar rakyat Indonesia merasa nyaman, aman, tentram, dan sejahtera, serta terhindar dari berbagai macam gangguan bencana.
"Saya yakin, dengan Pancasila negara akan terkelola dengan baik, masyarakat akan adil, makmur dan sejahtera," tuturnya.
Kegiatan tersebut juga dihadiri Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri, Presiden RI Joko Widodo, Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Wakil Kepala BPIP Karjono, serta Deptuti Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP Prakoso dan kementerian lembaga lainnya.