JAKARTA, iNews.id - Hasil Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda penting untuk diketahui siswa di bangku sekolah. Lantas, apakah hasil KMB merugikan Indonesia?
Sebelum hasil Konferensi Meja Bundar ada, para pemimpin RI mengadakan pertemuan dengan BFO (Bijeenkomst voor Federal Overslag), semacam permusyawaratan dewan federasi pada 19-22 Juli 1949 di Yogyakarta.
Kemudian, melansir buku ’IPS SD/MI Kls 5’ terbitan Grasindo, Konferensi Meja Bundar diselenggarakan di Den Haag pada tanggal 23 Agustus - 2 November 1949. Konferensi ini berjalan alot dan memerlukan kesabaran, keuletan, kecerdasan dan keberanian para pemimpin bangsa Indonesia.
Indonesia diwakili Drs Moh Hatta, sedangkan Belanda menunjuk Sultan Hamid II dari negara boneka Borneo Barat. Sultan Hamid II mewakili seluruh negara boneka. Tujuan belanda mengirim Sultan Hamid II adalah untuk memecah belah pendapat yang sudah disepakati dalam konferensi antar-Indonesia.
Konferensi ini mencakup dua bidang, yaitu bidang ketatanegaraan dan militer. Dalam bidang ketatanegaraan, negara Indonesia Serikat ditetapkan sebagai berikut:
a. Negara Indonesia Serikat disetujui dengan nama Republik Indonesia Serikat
b. RIS dikepalai seorang presiden dan dibantu menteri-menteri yang bertanggung jawab kepada DPR
c. Akan dibentuk Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Negara
d. Pemerintah federasi sementara akan menerima kedaulatan dari Negara Belanda dan dari Negara Indonesia