Menurut dia, berbeda pilihan dan pendapat merupakan hal wajar dalam demokrasi. Selain itu, kata dia, Prabowo-Sandi bukanlah sosok pemimpin yang membutuhkan swafoto yang disetting kemudian diviralkan ke media sosial.
“Prabowo-sandi bukan pemimpin yang membutuhkan foto salat lagi jadi imam kemudian difoto untuk diviralkan dan bukan gitu. Kita bukan viral pencitraan,” kata dia.
Seperti diketahui, tagar #Sandiwarauno merebak di Twitter setelah beredar video tentang poster penolakan Sandi di Pasar Kota Pinang oleh pedagang dan istrinya. Dalam video tersebut, tampak seolah-olah penolakan itu dilakukan oleh kubu Jokowi-Ma’ruf.
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Tb Ace Hasan Syadzily menyebut, penolakan itu terlalu kentara sebagai sandiwara.
"Itu kan jelas sekali bahwa itu bagian dari playing victim," kata Ace di Jakarta, Rabu (12/12/2018). Playing victim berarti seolah-olah menjadi korban. Menurut Ace, dalam kejadian ini Sandi seolah-olah menjadi korban kubu Jokowi-Ma’ruf.