BALI, iNews.id - Menyikapi semakin mendesaknya tantangan perubahan iklim, pendekatan ekonomi sirkular kini menjadi paradigma penting dalam mendorong pembangunan ekonomi yang efisien, ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Dengan menggunakan konsep yang menekankan ekonomi hijau dan pemanfaatan produk yang dapat dimanfaatkan kembali, ekonomi sirkular semakin relevan untuk diterapkan dalam kebijakan publik maupun strategi industri.
Indonesia, sebagai negara dengan kekayaan sumber daya alam dan pertumbuhan ekonomi yang dinamis, memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin regional dalam implementasi ekonomi sirkular. Namun, keberhasilan transisi ini membutuhkan pemahaman kolektif, kolaborasi multisektor, serta penerapan standar internasional agar implementasinya tidak hanya bersifat simbolis, tetapi konkret, terukur, dan berkelanjutan.
Sebagai langkah mempercepat pemahaman mengenai ekonomi sirkular dan ISO 59000 yang berstandar internasional, Konferensi Internasional tentang Ekonomi Sirkular yang Berkelanjutan (International Conference on Circular Economy and Sustainability/ICCES) sukses diselenggarakan oleh ICEST pada 17-18 November 2025 di Bali yang juga didukung penuh oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) dan Kementerian PPN/Bappenas.
ICCES menjadi forum internasional perdana di Tanah Air yang secara khusus membahas ekonomi sirkular yang berkelanjutan dengan menyesuaikan penerapan ISO 59000 sebagai standar internasional, serta menghadirkan para pakar dari berbagai negara.