JAKARTA, iNews.id - Indonesia Corruption Watch (ICW) menyoroti tren calon kepala daerah (cakada) terafiliasi dinasti politik terus meningkat. Jumlah kandidat seperti ini disinyalir akan bertambah pada Pilkada serentak November 2024.
"Trennya dari tahun ke tahun jumlah kandidat dalam pemilihan kepala daerah itu yang punya afiliasi terhadap dinasti politik di daerahnya masing-masing, baik afiliasi dinasti terhadap kepala daerah sebelumnya maupun afiliasi terhadap anggota DPR dan DPRD itu meningkat terus," kata Staf Divisi Korupsi Politik ICW, Seira Tamara, Selasa (7/5/2024).
Seira menjelaskan, tren ini mencapai puncaknya 2020 silam dengan 124 kandidat diduga terafiliasi dinasti politik.
"Tahun 2005-2014 itu kandidat yang ada di pilkada dan punya afiliasi dinasti politik jumlahnya sekitar 59. Pilkada tahun berikutnya 2015, 2017, 2018 itu meningkat sampai 86 kandidat. Kemudian Pilkada 2020 jumlahnya meningkat drastis 124 kandidat yang punya afiliasi terhadap dinasti politik," ujarnya.
Menurutnya, cawe-cawe hingga intervensi penguasa yang mencuat ke publik saat gelaran Pilpres 2024 semakin menguatkan tren dinasti politik. Seperti diketahui, Gibran Rakabuming Raka maju sebagai cawapres di saat ayahnya, Joko Widodo menjabat presiden.
Seira menilai, akan banyak petahana yang mencalonkan diri pada kontestasi Pilkada serentak 2024 mendatang.
"Cawe-cawe dan intervensi kalau dalam pilpres dilakukan oleh Presiden Joko Widodo yang sedang menjabat, kemudian anaknya menjadi salah satu kandidat dalam pencalonan. Dalam pilkada nanti situasi ini lekat dengan maraknya petahana yang nanti akan mencalonkan diri," katanya.