JAKARTA, iNews.id – Indonesia Mengajar bekerja sama dengan Regene Academy menggelar Olimpiade Genomik Indonesia (OGI) 2025, ajang olimpiade sains pertama yang bersejarah dalam bidang genomik. Rangkaian final OGI 2025 akan berlangsung selama dua hari, pada 22–23 Agustus 2025.
OGI mengajak generasi muda mengenal genetika dengan cara yang inklusif, menyenangkan, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan mengusung tagline "Belajar, Bertumbuh, dan Bersinar", OGI percaya setiap anak memiliki potensi unik untuk berkembang. OGI bukan hanya sekadar lomba, tetapi juga ruang belajar, bereksperimen dan menumbuhkan rasa ingin tahu.
Peserta berasal dari SMP dan SMA di berbagai daerah, mulai dari sekolah unggulan di kota besar hingga sekolah-sekolah pelosok yang jarang mendapat kesempatan ikut kompetisi nasional. OGI 2025 mempertemukan anak-anak hebat dari Papua, Nias Barat, Kepulauan Aru, hingga Sigi di Sulawesi Tengah.
Para peserta melalui serangkaian tahap seleksi diajak memahami konsep genomik dengan pendekatan kontekstual, seperti kesehatan, pertanian, hingga kearifan lokal. Genomik membantu memahami mengapa setiap manusia memiliki keunikan masing-masing, bagaimana penyakit dapat diwariskan, hingga apa yang membuat tanaman mampu beradaptasi terhadap tantangan lingkungan seperti kekeringan.
Ketua Pengarah OGI, Prof Amin Soebandrio mengatakan, genomik saat ini lebih dari sekadar teori, tapi menjadi fondasi berbagai terobosan, mulai dari inovasi di bidang kesehatan dan pengobatan presisi, pengembangan pertanian berkelanjutan, hingga pelestarian serta pemahaman lebih dalam tentang kekayaan hayati. Peranannya semakin krusial di era modern, ketika ilmu pengetahuan menjadi kunci untuk menjawab tantangan besar umat manusia. Namun, bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, genomik masih terasa jauh dan sulit dijangkau.
Dia optimistis OGI bukan sekadar kompetisi, melainkan gerakan membuka akses ilmu pengetahuan. Ilmu genomik sering dianggap rumit dan hanya untuk para ilmuwan. Padahal, rasa ingin tahu tentang bagaimana tubuh, alam, dan kehidupan bekerja adalah milik semua orang.
"OGI hadir untuk menjadi ruang eksplorasi, belajar, dan terkoneksi dengan masa depan. Inilah bukti bahwa kesempatan yang setara dapat menumbuhkan harapan besar bagi masa depan sains Indonesia," ujar Prof Amin, Kamis (21/8/2025).