Diah menegaskan, pelaku industri, pemerintah, dan masyarakat memiliki peran penting agar media bisa bertahan di tengah krisis. Para pelaku industri harus segera berinovasi menghadirkan konsep baru dalam menyajikan informasi terpercaya meskipun dengan keterbatasan biaya.
Dia juga menekankan pentingnya kehadiran pemerintah membuat kebijakan untuk menjamin masa depan jurnalis. Tidak hanya saat jurnalis menjalankan tugas, tetapi juga dari sisi kesejahteraan dan keberlangsungan hidupnya di tengah tekanan industri media.
"Bayangkan menjadi seorang jurnalis penuh tantangan ekonomi, politik, dan sosial. Bisa jadi di kemudian hari tidak banyak anak-anak muda yang berminat menggeluti profesi ini. Sekarang pun di beberapa kampus, jumlah mahasiswa peminatan jurnalistik jauh menurun dibandingkan Public Relations atau Komunikasi Bisnis,” tuturnya.
Diah juga mengajak masyarakat untuk aktif membela jurnalis dan media sebagai penjaga demokrasi. Sebab, masyarakat membutuhkan kemampuan literasi digital yang baik agar mampu memilah mana informasi yang dapat dipercaya dan mana yang yang menyesatkan.
"Jika kemampuan intelektual masyarakat terus diasah dengan asupan informasi yang tepercaya, sangat mungkin masyarakat yang jadi pembela utama jurnalis di garis terdepan, saat gelombang PHK kembali datang," ujar Diah.