Merujuk penelitian yang membandingkan spesimen dari pasien yang diduga terpapar Covid-19, Andika mengatakan, ada beberapa jenis pemeriksaan yang memiliki akurasi lebih tinggi. Pemeriksaan yang dibandingkan yaitu bronkus, pharyngeal test atau tes swab faring, naso swab dan juga swab dari dahak.
"Memang kalau yang bilasan bronkus atau bilasan paru angka kepositifannya di atas 93 persen, tapi itu invasif," ujar ketua Bidang Ilmiah dan Penelitian Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) ini.
Pemeriksaan spesimen dengan bilasan bronkus hanya dilakukan untuk kondisi tertentu karena selain invasif untuk tubuh juga berisiko karena bisa aerosol dan terhirup dokter. Pemeriksaan tenggorokan memiliki tingkat akurasi 60 hingga 70 persen.
"Sisa gap 30 persen itu yang memberikan kemungkinan false negative dari sebuah tes PCR," kata Andika.
Sebelumnya, ajudan Wakil Gubernur (Wagub) Sumatra Utara (Sumut) Musa Rajekshah, Ori Kurniawan (25) dinyatakan kembali terinfeksi Covid-19 setelah beberapa waktu dinyatakan sembuh. Dia kini sudah kembali dirawat di RS Martha Friska Medan.