Penggunaan kata Nusantara merujuk pada konsep kenegaraan Majapahit yang mencakup kepulauan di wilayah Asia Tenggara. Bahkan saat itu istilah Nusantara yang digunakan Majapahit mencakup juga wilayah Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
Bahkan Patih Majapahit yang terkenal Gajah Mada menyebut kata Nusantara dalam Sumpah Palapa.
"Sira Gajah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: "Lamun huwus kalah Nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tañjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa," bunyi Sumpah Palapa yang ada di dalam kitab Pararaton.
Pada abad ke-20, penggunaan nama itu digaungkan kembali oleh Ki Hadjar Dewantara. Nama itu diusulkan sebagai nama negara merdeka yang meliputi bekas kekuasaan Belanda di Hindia Belanda.
Meski nama Indonesia akhirnya dipilih, namun Nusantara tetap digunakan sebagai sinonim untuk menyebutkan kepulauan Indonesia.