"Saksinya ada Pak Jenderal TNI (purn) Subagyo dan Jenderal Pol (Purn) Chairuddin, bahwa beliau akan gantikan saya. Semua kekuasaan ketum dibawa ke dewan pembina. Beliau hanya akan menjabat jadi ketum, janjinya hanya sampai 2019 dan tunduk kepada AD/ART," kata mantan Menhankam/Panglima ABRI ini.
Wiranto menegaskan, dalam pakta integritas itu juga terdapat sebuah kesepakatan bahwa OSO harus mundur apabila melanggar kesepakatan tersebut.
"Kalau sampai itu tidak ditaati maka Saudara OSO akan mengundurkan diri sebagai Ketum Hanura. Komitmen itu dituangkan dalam Pakta Integritas, bukan ngarang. Dasarnya komitmen yang dikukuhkan dalam Pakta Integritas beliau tanda tangan dan Pak Subagyo tanda tangan," ucapnya.
OSO memimpin Partai Hanura pada 2016. Bersamaan dengan itu, Wiranto menjadi Ketua Dewan Pembina Hanura. Dalam perjalanannya ternyat terjadi friksi. Dalam konferensi per situ, Wiranto sekaligus mengumumkan mundur dari Dewan Pembina Hanura.
Adapun OSO terpilih sebagai Ketum Hanura periode 2019-2024 secara aklamasi dalam Musyawarah Nasional III Partai Hanura di Jakarta, Rabu (17/12/2019) malam.
"Ya, sudah aklamasi atas permintaan 34 DPD dan seluruh DPC," kata Politisi Hanura Inas Nasrullah Zubir.