“Karena mereka ini kan tangkap penjahat, kalau kemudian melakukan pidana dan ditempatkan sama dengan yang lain, nantinya mereka bisa jadi korban,” ucapnya.
Dipilihnya Rutan Mako Brimob untuk tahanan terorisme karena tempatnya yang berada di dalam kompleks Markas Brimob. Harapannya lokasi tersebut lebih aman. Tito mengakui, Rutan Mako Brimob kelebihan kapasitas. Tercatat ada 155 tahanan di dalamnya. Sementara seharusnya hanya diisi 64-90 orang.
“Namun, ada dinamika tentunya. Walaupun aman karena berada di dalam Markas Brimob, tahanan terkurung dan tidak bisa kemana-mana, tetapi di dalam rutan tidak didesain untuk narapidana terorisme,” kata Kapolri.