Dalam konpers tersebut, Yus dan rekan-rekannya mengakui memang akan mencalonkan Moeldoko sebagai Capres di 2024. Menurut Yus, itu adalah hal yang wajar. Dia kemudian mempertanyakan di mana letak kesalahan jika dirinya serta sejumlah pendiri serta senior Partai Demokrat berniat mencalonkan Moeldoko sebagai Capres 2024.
"Para senior dan pendiri (Demokrat) di awal menjemput Pak SBY, kemudian mengantarkan beliau ke (kursi) pimpinan RI 2004. Jadi apa salahnya kalau kami sekarang menjemput figur atau tokoh ke depan? Apa salahnya (dengan) Pak Moeldoko?" ujar Yus di Jakarta, Selasa, 2 Februari 2021.
Sekadar informasi, polemik ini berawal ketika Ketua Umum (Ketum) DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menggelar konferensi pers pada Senin, 1 Februari 2021. Dalam konpers tersebut, AHY mengungkapkan ada upaya dari pejabat di lingkar kekuasaan Presiden Jokowi yang hendak menggoyang kepemimpinannya di Partai Demokrat.
AHY langsung menyurati Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat itu juga, untuk mengklarifikasi ihwal isu keterlibatan pihak istana yang ingin mengkudeta kepemimpinannya tersebut. Hingga saat ini, Partai Demokrat masih menunggu balasan surat dari Presiden Jokowi.
Partai Demokrat kemudian mengungkap sosok di lingkaran istana yang berencana mengkudeta kepemimpinan AHY.
Sosok itu yakni, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko. Hal itu diungkapkan oleh Politikus Demokrat, Andi Arief melalui akun twitter pribadinya. Sementara itu, Moeldoko membantah adanya keterlibatan pihak istana terkait isu dirinya akan mengkudeta Partai Demokrat. Menurut Moeldoko, isu tersebut murni tentang dirinya dan tidak ada kaitannya dengan Istana maupun Presiden Joko Widodo (Jokowi).