Jalin Kerja Sama dengan OKI, BPOM Jalankan Diplomasi Global

Dony Aprian
Menteri Kesehatan Nila F Moeloek (ketiga kanan) bersama Kepala BPOM Penny K Lukito (kedua kanan) berfoto bersama delegasi sebelum membuka pertemuan pertama Kepala Otoritas Regulatori Obat (NMRAs) negara anggota OKI di Jakarta, Rabu (21/11/2018) lalu.

JAKARTA, iNews.id – Kerja sama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dengan negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) merupakan salah satu bentuk diplomasi global untuk memberikan kontribusi kepada bangsa-bangsa lain khususnya di bidang kesehatan (health security). Sebagai negara yang unggul di bidang vaksin dan obat-obatan, Indonesia berkewajiban memberikan sumbangsih kepada negara-negara OKI yang punya masalah dengan pengadaan vaksin dan obat berkualitas.
 
Hal itu diungkapkan pengamat kebijakan publik Riant Nugroho saat menanggapi pertemuan dengan Kepala Otoritas Regulatori Obat (National Medicine Regulatry Authorities/NMRAs) dari negara-negara OKI yang berlangsung pada 20-22 November lalu. Menurut direktur Institute for Policy Reform itu, kerja sama vaksin bertujuan untuk memastikan penyakit-penyakit berbahaya seperti pandemik tidak muncul di berbagai belahan dunia, khususnya negara anggota OKI.

Apalagi, Indonesia memproduksi banyak jenis vaksin yang cocok untuk penyakit-penyakit tropis di negara-negara berkembang. “Meski demikian, prioritas tetap kepada kebutuhan dalam negeri. Jangan sampai kita kekurangan vaksin lalu kita ekspor ke luar negeri. Ekspor haruslah bersumber dari kelebihan kapasitas. Konstitusi mengamanahkan kita untuk menjadi warga negara dunia yang peduli dan berkontribusi, dengan tidak mengabaikan anak-anak bangsa sebagai priotas utama,” ungkap Riant melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (27/11/2018).
 
Dia sepakat dengan apa yang disampaikan oleh kepala BPOM bahwa kerja sama dengan negara-negara OKI merupakan kerja sama kemitraan kemanusiaan, bukan sekadar kerja sama keekonomian atau keuntungan. “Dalam konteks perluasan pasar ekspor vaksin, kita mengapresiasi kerja sama ini. Namun keuntungan ekonomi adalah konsekuensi logis dari kerja sama kemanusiaan, yang secara langsung berdampak pada keeratan hubungan antara Indonesia dan OKI. Dan ini adalah hubungan yang egaliter, yang saling mendukung,” tuturnya.
 
Riant mengatakan, konsep kerja sama BPOM dan OKI ini sesuai dengan pola yang pernah diajarkan Presiden Soekarno bahwa Indonesia harus menolong bangsa-bangsa lain yang masih kekurangan. “Selain OKI, kita bisa kerja sama misalnya dengan negara-negara Afrika dan Asia Selatan. Bukan dengan Eropa yang memang sudah berkecukupan. Fokusnya pada negara-negara yang masih kekurangan. Jadi Indonesia itu seperti kota yang bersinar di atas bukit dan sinarnya menerangi kota-kota lain di bawahnya,” ujarnya.
 
Dalam waktu kurang dari lima tahun, tambah Riant lagi, Indonesia bisa menjadi negara yang tidak saja besar secara ekonomi namun juga besar dalam hal kontribusi sosialnya kepada masalah-masalah dunia. “Seperti dulu, ketika kita dihormati tidak saja karena menjadi negara dengan PDB terbesar kelima di dunia, tetapi karena kepedulian Indonesia terhadap berbagai masalah yang dihadapi dunia khususnya di bidang kesehatan.”

Editor : Ahmad Islamy Jamil
Artikel Terkait
Health
7 hari lalu

Vaksin TBC AdTB105K Mulai Uji Klinik Fase 1, BPOM Ungkap Faktanya!

Nasional
8 hari lalu

BPOM: Gudang Obat Mengandung Bahan Kimia Berbahaya di Jakbar Sudah Beroperasi 4 Tahun

Nasional
8 hari lalu

BPOM Sita Ribuan Obat Terlarang, Mengandung Bahan Kimia Berbahaya

Health
8 hari lalu

Obat Kuat Pria Mengandung Sildenafil Masih Beredar Luas, BPOM Ingatkan Bahayanya!

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal