“Ngelarang enggak bisa, nge-iya-in juga salah. Tapi kalau ada kejadian, kita yang repot, karena PGPI selalu diminta rescue,” ujar Ikar.
Meski tak punya kewenangan melarang secara hukum, PGPI rutin memberikan edukasi dan imbauan soal penutupan jalur dan risiko keselamatan.
Di sisi lain, muncul jalur alternatif dari Gunung Sanggar di Kecamatan Arjasari yang makin diminati karena keindahan Puncak Citiis. Jalur ini sering dipakai pelari lintas alam (trail runner), tapi justru dianggap lebih berbahaya.
“Jalurnya melewati jembatan alam yang sempit, tanahnya gambur dan sangat licin. Banyak yang naik dari Citiis dan turun lewat PGPI, padahal sangat berisiko,” kata Ikar.
PGPI bahkan sudah berkoordinasi dengan pengelola Gunung Sanggar untuk menutup jalur tersebut demi keselamatan pendaki.
Dengan berbagai pertimbangan dan pengalaman insiden sebelumnya, PGPI menegaskan bahwa keselamatan pengunjung adalah prioritas utama.
“Kami tak ingin ada korban jiwa. Maka penutupan ini langkah terbaik,” ucap Ikar Kardiman.