"Kami telah memerintahkan tim terjun ke perbatasan dan melakukan koordinasi, mendatangi pimpinan Gereja Katolik Keuskupan Atambua, para kepala daerah dari Kabupaten Belu, Kabupaten Malaka, dan Kabupaten TTU, serta pihak terkait seperti Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain, PLBN Motamasin, imigrasi, bea cukai, petugas karantina, kepolisian, dan TNI," ujarnya.
Suparman menginginkan umat Katolik WNI di perbatasan yang akan melintas menuju Timor Leste untuk menghadiri misa agung yang akan berlangsung di Lapangan Tasi Toli pada 10 September 2024, terjamin keamanannya, tertib administrasi, dan terlayani dengan baik.
"Dengan adanya koordinasi yang baik, kami berharap umat Katolik WNI dapat menjalani ziarah iman ini dengan aman dan lancar," kata Suparman.