Karena kekhususan tersebut, aspek konstruksi dan pemeliharaannya memiliki kompleksitas tersendiri. Untuk pemantauan dan pemeliharaan, Ditjen Bina Marga akan menempatkan sensor-sensor pada beberapa bagian jembatan tersebut.
Menceritakan proses konstruksi, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Selatan Syauqi Kamal mengatakan, jembatan yang menghubungkan wilayah Kota Banjarmasin dengan Kabupaten Barito Koala tersebut merupakan sebuah tantangan karena dibangun di atas tanah lunak (gambut).
"Pondasi jembatan kedalamannya sampai 75 meter dengan diameter pancangnya sebesar 1,8 meter. Jembatan Sei Alalak juga menjadi ikon baru Kota Banjarmasin mau pun Provinsi Kalimantan Selatan," kata Syauqi.
Seperti diketahui, Jembatan Sei Alalak berlokasi di jalur utama lintas selatan Trans Kalimantan. Keberadaan jembatan tersebut meningkatkan kapasitas jalan lintas selatan, sehingga mendukung konektivitas Kota Banjarmasin, baik ke arah Kalimantan Tengah mau pun Kalimantan Timur.
Sebelumnya pada akhir Agustus 2021, Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) telah melakukan uji beban sebagai bagian dari sertifikasi Laik Fungsi terhadap Jembatan Sei Alalak. Yudha menerangkan, secara keseluruhan hasil uji beban menunjukan hasil yang baik, data pengujian kemudian akan dibahas secara teknis oleh KKJTJ untuk rekomendasi keluarnya sertifikat laik fungsi.
"Secara umum hasil ujinya baik, ketika diberikan beban, lalu bebannya di-release, kondisi jembatannya kembali seperti semula. Ini mengindikasikan struktur jembatannya baik," ucapnya.
(CM)