JK kemudian meminta Prabowo untuk membeli pabrik kertas tersebut secara tunai, dengan harga 150 juta dollar. Prabowo menyetujui permintaan tersebut.
Setelah itu, Prabowo menemui Direktur Utama Bank BUMN untuk melakukan transaksi pembelian pabrik kertas. Beberapa waktu kemudian, transaksi tersebut selesai dan pabrik kertas tersebut menjadi milik Prabowo.
"Dia bilang sekarang kita mau jual 150 juta dollar, dan sudah ada peminatnya dari Singapura sudah mau beli saya bilang jangan jual ke Singapura lebih baik dibeli oleh pengusaha nasional jangan ke asing. Saya pegang selalu prinsip gitu. ‘Boleh pak asal cash tidak boleh restrukturisasi’ pinjaman lagi dipinjamkan lagi harus cash. Jadi didepan saya masih ada pak Prabowo saya sampaikan ini boleh tapi cash 150 juta dollar. Mau gak? mau," ucap JK.
Pabrik kertas tersebut membutuhkan perluasan lahan untuk menjadi hutan industri. JK mengungkap lahan yang dimaksud berada di Penajam, Kalimantan Timur seluas kurang lebih 200.000 hektare.
JK menilai jika Prabowo mengembalikan aset lahan tersebut ke negara jauh lebih baik. Terlebih lahan tersebut tidak terpakai saat ini.
"Jadi memang kalau Pak Prabowo ingin kembalikan ke negara memang saatnya begitu, karena tidak dimanfaatkan dengan baik lahan itu. Jadi itulah kronologis dari pada, saya bukannya saya berikan, dia beli pabriknya," kata JK.
Sebelumnya, dalam Debat Ketiga Capres, 7 Januari 2024, Capres Anies Baswedan sempat menyinggung soal kepemilikan lahan Prabowo Subianto. Anies membandingkan kepemilikan lahan itu dengan masalah hunian prajurit TNI.